Pages

Labels

About

Rabu, 21 Desember 2011

askep diare (GASTROENTERITIS)

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
DIARE (GASTROENTERITIS)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 3
Dosen Pembimbing : Farida Aini.,M.Kep.,Ns.,Sp.K.M.B













Disusun Oleh :


Nyoman Wirajana dharma antara 010110a090


STIKES NGUDI WALUYO
2010/2011






A. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari ( WHO, 1980),
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
 Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Jadi dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen
B. ETIOLOGI
 Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
 Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
 Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
 Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.
 Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

C. PATHOFISIOLOGIS
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalamtubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexiajaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinyapemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intrase












































D. GEJALA KLINIS
 Diare.
 Muntah.
 Demam.
 Nyeri abdomen
 Membran mukosa mulut dan bibir kering
 Fontanel cekung
 Kehilangan berat badan
 Tidak nafsu makan
 Badan terasa lemah
 Komplikasi
 Dehidrasi
 Renjatan hipovolemik
 Kejang
 Bakterimia
 Mal nutrisi
 Hipoglikemia
 Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
E. TINGKAT DEHIDRASI GASTROENTRITIS
 Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
 Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
 Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 – 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan laboratorium.
• Pemeriksaan tinja.
• Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.
• Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
 Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
 Pemberian cairan.
 Diatetik :
pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
• Memberikan asi.
• Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
























PROSES KEPERAWATAN
GASTROENTRITIS
I. Pengkajian
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Clarisa
(L/P) : P
Tempat&tgl lahir : Kab.Semarang, 11 Januari 2009
Pendidikan Terakhir : -
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Perkawinan : -
Pekerjaan : -
TB/BB : 45/20kg
Golongan Darah : AB
Diagnosa Medis : Gastroentritis
Gangguan KDM : Mual-Muntah
Alamat : Jl.Cenderawasih RT.08 RW 01 semarang.

2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Annisa Latif
(L/P) : P
Pendidikan Terakhir : Sarjana Ekonomi
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hubungan Dg Pasien : Orang Tua Pasien
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl.Cenderawasih RT.08 RW 01 semarang.

B. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama
Pada saat pasien dating ke rumah sakit, pasien mengeluhkan nyeri perut, sering BAB dan lemas



- Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke rumah sakit dengan diantar keluarga setelah sebelumnya mengalami mencret selama 2 hari (mulai 12 Desember 2011) dengan jumlah feses + ½ gelas tiap kali mencret dan frekuensi 4 – 5 kali tiap hari. Feses tidak disertai lendir/darah.

- Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan.

- Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit diare

Denogram :
Keterangan :
1. ayah
2. Ibu
3. Kakak Pr Diare
4. Kakak Laki-Laki
5. Penderita Diare




- Riwayat Tumbuh Kembang
- Kenaikan BB karena umur 1 -3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
- Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
- Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
- Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.



- Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.

C. Pengkajian Pola Fungsional
1. Persepsi terhadap kesehatan
Orangtua kurang menjaga kebersihan makanan untuk anak
2. Pola Bernafas
Sebelum Sakit
- Frekuensi pernapasan 12x/menit
Selama Sakit
- Frekuensi pernapasan 36x/menit, karena pasien mengalami kelelahan dan badan terasa lemas.

3. Kebutuhan Cairan & Elektrolit
Sebelum Sakit
- 1000ml/hari, untuk kebutuhan H2O total
Selama Sakit
- Penurunan kebutuhan cairan 650ml/hari, karena pasien mengeluhkan lemas dan malas melakukan aktivitas.

4. Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum Sakit
- Pola makan 3x sehari, dengan takaran sekali makan 1 sendok nasi.
Selama Sakit
- Pola makan turun, 2x sehari, dengan takaran sekali makan 1 sendok nasi.

5. Pola Eliminasi BAK dan BAB
Sebelum Sakit
- Pengeluaran urine : 4 kali/hari dengan takaran 10 ml sekali BAK
- Pengeluaran feses : 1kali/hari dengan takaran1,5 gelas, tekstur lembek dengan warna kekuning-kuningan.
Selama Sakit
- BAB 1-5 kali/hari, ½ gelas sekali BAB dengan tekstur cair warna kuning muda.
- BAK 1-2 kali/hari dengan takaran 10 ml sekali BAK
6. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum Sakit
Sebelum sakit pasien sering bermain, aktif
Selama Sakit
Pasien lemas, rewel, dan bed rest.
7. Pola Istirahat-Tidur
Sebelum Sakit
Pasien tidur selama 12 jam, siang 3 jam, dan malam 9 jam.
Selama Sakit
Pasien hanya tidur selama 6 jam karena pasien sering BAB.

8. Pola Konsep Diri
- Citra Tubuh : Pasien malu dan kurang PD dengan teman-temannya
Karen pasien mengalami BAB yang berlebihan.
- Peran : Peran pasien adalah sebagai anak ke-3
- Ideal Diri : Pasien mempunyai kemauan cepat sembuh.
7. Harga Diri : Tidak ada penurunan karena pasien mendapat
dukungan dari keluarga.
8. Aktualisasi Diri : Terganggu karena pasien tidak bisa tidur dan
beraktivitas normal
9. Pola Koping
Pasien bersifat kooperatif, selama pasien mengalami nyeri perut, ibunya memberikan balsam dengan tujuan mengurangi nyeri.
10. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum Sakit
Pasien suka memainkan alat kelamin,
Selama Sakit
Pasien malu, diam, tidak aktif
11. Pola Peran Berhubungan
Hubungan masih terbatas dengan keluarga, dan masih percaya kepada perawatan ibu pasien

12. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien tetap di ajari istifar oleh ibunya.

13. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Dengan kondisi sekarang pasien tidak nyaman karena harus terus menerus ke kamar mandi untuk BAB, kemudian pasien lemas.
14. Kebutuhan Belajar
Pasien memahami kondisinya, sehingga pasien berupaya untuk sembuh.

15. Kebutuhan Personal Hygiene
Sebelum Sakit
Pasien tidak melakukan secara mandiri, sehingga kebersihannya kurang.
Selama Sakit
Kebersihan dijaga, dengan sebulum makan dan tidur pasien melakukan personal hygiene.


D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum
- Tinggi badan : 45 cm
- Berat badan : 20 kg
2. TTV
- Tekanan darah : 100/80 mmHg
- Nadi : 70 kali/menit
- Suhu : 38,80C
- Pernafasan : 36 kali/menit
3. Kulit dan Kuku
- Kulit : permukaan kulit berwarna kuning langsat, karena
kekurangan cairan, Tonus otot lemas
- Kuku : putih normal

4. Kepala dan Rambut
- Kepala : ubun-ubun sedikit cekung, karena tubuh pasien kekur
Angan cairan
- Rambut : rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
5. Mata
Sejak 3 hari yang lalu mata mudah mengeluarkan air mata, kotoran, mata
agak cekung
6. Hidung
Hidung tidak berlendir dan tidak mengeluarkan ingus.

7. Telinga
Simetris, normal, terdapat kotoran

8. Mulut
- Bibir : kering
- Gigi : jumlah gigi susu berjumlah 20 buah, 10 buah gigi
bawah, dan 10 buah gigi atas.
Tidak cartes dan terdapat plak- plak hitam
- Lidah : bersih
- Faring : faring berwarna merah muda, tidak ada lesi.
- Mukosa Mulut : kering

9. Thorak
Biasanya ditemukan pernafasan cepat dan dalam

10. Abdomen
ditemukan nyeri perut, kembung, bila dianskultasi biasanya di temukan peningkatan bising usus, peristaltik usus.

11. Integumen
Biasanya ditemukan turgor kulit menurun, sianosis, akral dingin

12. Anus dan Alat Kelamin (Genetourinari)
Bersih, tidak mengalami intergritas kulit bagian anus.

13. Ekstremitas
- Ekstremitas atas : terpasang Infus, tugor kulit menurun, warna kulit
kusam,
- Ekstremitas bawah : tonus otot lemat., pergerakan kaki lemas.




E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai Normal Analisis
1. Faeces lengkap


Volume fesses

Berat veses



2. Pemeriksaan darah Makroskopis dan mikroskopis (bakteri)
>250 ml/hari

300g/hari



Adanya likositosis, LED meningkat dan hipotermia Tidak ada bakteri E.coli

250 ml/hari

<300g/hari



Tidak terdapat likositosis, (+) terdapat bakteri E.coli

Peningkatan frekuensi BAB
Menunjukkan adanya konsfirmasi diare
Adanya inflamasi diare

2. Pemeriksaan diagnostic
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Analisis
1. The d-xylose absorption test

2. Radiologi kurang dari 4 gram urine setelah pemberian 25 gr dosis oral
terdapat radiolusion False positif
terjadi pada renal insufisiensi
• Terdapat banyak cairan
• Penyerapan dalam mukosa usus ab normal
• Infeksi bakteri E.coli menyebabkan lesi.






3. Terapi
Jenis Terapi dosis Indikasi Farmakokinetik farmakodinamik
1. Loperamid




2. Oralit
3. Member cairan RL
4 mg dosis awal, kemudian 2 mg setiap mencret. Dosis maksimum
16 mg/hari.
600 ml/ hari
130 ml/kg selama ½ jam, 70
ml/kg selama 2,5 jam


Mual, muntah




F. Analis Data
No Hari
Tanggal Data Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan
1 2 3 4 5
1







2










3 -







-










- Ds.ibu anak mengatakan anak seringnyei pada perut
Do.
- Test feses menunjukkan (+) terdapat bakteri e.coli
Ds. Anak mengeluhkan lemas
Do.
- Tekanan darah menurun 100/80mmHg, penurunan nadi
- Penurunan tugor kulit
- Berat badan turun
Ds. Anak mengeluhkan perih pada area sekitar anus
Do.
- Pemeriksaan saluran ekskresi menujukkan lesi
- Saat BAB terdapat bercak darah
- Kelembapan udara tinggi
- Efek obat-obatan (oralit) Abnormal penyerapan makanan





Kebutuhan nutrisi berkurang








Frekuensi BAB, meningkat
BAB sering







Kekurangan cairan tubuh dan nutrisi








Kerusakan intergritas kulit ekskresi


II. Diagnosa Keperawatan
1. Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering
3. Cemas berhubungan dengan status kesehatan
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan


III. Rencana Tindakan
1. Ajarkan orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan minuman (missal oralit)
2. Ajarkan mengenai tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun, dan mata cekung
Tugor kulit tidak elastic, membrane mukosa kering.
3. Jelaskan obat-obat yang diberikan, efek samping dan kegunaannya.

• Diagnosa 1
Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh
Tujuan : agar kelemahan tubuh teratasi
Kriteria hasil :
- Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine, HT normal
- Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, tugor kulit tidak baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan
Rencana tindakan :
1. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat HB dan hemotokrit
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
6. Monitor berat badan
Rasional :
1. Untuk mengetahui balanch dari cairan tubuh
2. Untuk menjaga cairan input ke tubuh
3. Mengetahui tingkat asam basa pasien
4. Untuk menjaga keseimbangan tanda vital
5. Untuk meningkatkan kerjasama keperawatan
6. Untuk mengetahui nilai normal berat badan
• Diagnosa 2
Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering
Tujuan:
Pemulihan kulit dalam keadaan normal
Kretiria Hasil:
- Integritas kulit yang baik bisa di pertahankan ( sensasi, elatisitas, temperataur, hidrasi, pelgmentasi)
- Tidak ada lesi kulit
- Perpusi jaringan baik
- Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikana kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

Rencana Tindakan:
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakian yang longgar.
2. Indari kerutan pada tempat tidur
3. Jaga kebersihan kulit agar teteap bersih dan kering
4. Monilisasi pasien setiap 2 jam sekali
5. Monitor kulit adanya kemerahn
6. Oleskan losien/ minyak BB oil pada daerah yanmg terkena.

Rasional :

1. Untuk meminimalis kelembaban kulit
2. Untuk membuat pasien nyaman
3. Untuk mengindarai infeksi dan bakteri lain
4. Agar pasien tidak mengalami petingkatan kelembaban kulit.
5. Untuk mengetahui adanya infeksi
6. Mencegah penyebaran lesi kulit


• Diagnosa 3:
Ketidak seimbangan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
inatake makanan .
Tujuan : memberikan kecukupan untuk keperluan metabolism tubuh
Keteria hasil:
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Berat badab ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari mnelan
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Rencana Tindakan :
1. Anjurkan pasien untuk meningkatkan FE
2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan proten dan Vitamin C
3. Berikan substansi gula
4. Monitor adanya penurunan berat badan
5. Monitor tipe dan jumblah aktifitas yang bisa di lanjutkan
6. Monitor intraksi anak atau orang tua selama makan

Rasional :
1. Untuk meningkatkan zat besi paien
2. Agara pasien kebutuhan nutrisi tercukupi
3. Pempercepat penyerapan makanan
4. Mengetahui perkembangan berat badan
5. Untuk mengetahui keaktifan anak
6. Untuk mengetahui respon anak

Diagnosa 4
Cemas berhubungan dengan perubahan setatus kesehatan
Tujuan : untuk memberikan rasa nyaman
Keretiria hasil :
- Adanya kepercayaan untuk sembuh
- Kecemasan dapat teratasi
- Mampu mengatsai kecemasan
Rencana Tindakan
1. Menganjurkan pasien untuk tenang
2. Memberikan pasien pengertian tentang penyakit diare
3. Memonitor respon pasien terhadap perawatan yang di lakuakan
4. Membuat suasana nyaman

Rasional :
1. Untuk kenyamanan pasien
2. Untuk menurunkan tingakt kecemasan
3. Meningkatkan kerjasama pasien dengan perawat
4. Untuk mengatasi kecemasan

IV. Implementasi
Pelaksanan adalah realita dan tindakan yang telah ditentukan dan diuraikan sesuai dengan prioritas masalah. Hal ini disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, sumber daya, fasilitas yang ada pada saat dilakukan tindakan keperawatan.

V. Evaluasi

Hari/ tanggal implementasi Evaluasi
1-















2-













3-












4- Dx : Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh

1. Mengkaji keadaan umum kalien :
Tekanan darah :100/80 mmHg
Nadi:70 kali/menit
Suhu: 38,80C
Pernafasan: 36 kali/menit
2. Menganjurkan minum dikit demi sedikiy tapi sering


Dx : Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering
1. Mengkaji keadaan umum kulit area ekskresi
-menjaga kelembapan kulit
-efek obat-obatan
2. anjurkan berpakain longgar



Dx : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan
1. Kaji kebutuhan nutrisi
-Minum 650mlk/hari
-makan 2x sehari, 1 sendok nasi
2. anjurkan untuk makan sedikit-sedikit tapi sering

Dx: Cemas berhubungan dengan status kesehatan
1. Kaji kenyamanan pasien
-respon pasien
-tingkat kecemasan
2. anjurkan untuk tenang
S:
Klien mengatakan bahwa sering merasa lemas
O:
-.klien minum
-.suhu 38,8
-.mata cekung
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
-.lanjutkan intervensi
-.kaji keadaan umum pasien
-.anjurkan minum air
S:
Klien mengatakan terasa perih saat BAB
O:
Kelembapan tinggi
A:
Masalah belum teratasi
P:
-Lanjutkan intervensi
-kaji kelembapan kulit
-anjurkan berpakain longgar
I:
Berikan lotion oil
S:
Klien mengeluhkan berat badannya turun
O:
Kurang nutrisi
Bb: 20 kg
Badan terasa lemas
A:
Sebagian teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Pemberian RL
Anjurkan makan teratur
S:
Klien mengeluhkan khawatir akan penyakit diarenya
O:
Tidak tenang
Kenyamanan terganggu
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi kembali
Lakukan pendekatan
Monitoring respon klien
Kurangi kecemasan
I:
Monitoring keadaan umum berkaitan dengan tingkat kecemasan.