Pages

Labels

About

Rabu, 21 Desember 2011

askep diare (GASTROENTERITIS)

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
DIARE (GASTROENTERITIS)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 3
Dosen Pembimbing : Farida Aini.,M.Kep.,Ns.,Sp.K.M.B













Disusun Oleh :


Nyoman Wirajana dharma antara 010110a090


STIKES NGUDI WALUYO
2010/2011






A. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari ( WHO, 1980),
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
 Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Jadi dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen
B. ETIOLOGI
 Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
 Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
 Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
 Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.
 Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

C. PATHOFISIOLOGIS
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalamtubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexiajaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinyapemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intrase












































D. GEJALA KLINIS
 Diare.
 Muntah.
 Demam.
 Nyeri abdomen
 Membran mukosa mulut dan bibir kering
 Fontanel cekung
 Kehilangan berat badan
 Tidak nafsu makan
 Badan terasa lemah
 Komplikasi
 Dehidrasi
 Renjatan hipovolemik
 Kejang
 Bakterimia
 Mal nutrisi
 Hipoglikemia
 Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
E. TINGKAT DEHIDRASI GASTROENTRITIS
 Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
 Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
 Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 – 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan laboratorium.
• Pemeriksaan tinja.
• Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.
• Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
 Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diare kronik.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
 Pemberian cairan.
 Diatetik :
pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
• Memberikan asi.
• Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
























PROSES KEPERAWATAN
GASTROENTRITIS
I. Pengkajian
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Clarisa
(L/P) : P
Tempat&tgl lahir : Kab.Semarang, 11 Januari 2009
Pendidikan Terakhir : -
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Perkawinan : -
Pekerjaan : -
TB/BB : 45/20kg
Golongan Darah : AB
Diagnosa Medis : Gastroentritis
Gangguan KDM : Mual-Muntah
Alamat : Jl.Cenderawasih RT.08 RW 01 semarang.

2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Annisa Latif
(L/P) : P
Pendidikan Terakhir : Sarjana Ekonomi
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hubungan Dg Pasien : Orang Tua Pasien
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl.Cenderawasih RT.08 RW 01 semarang.

B. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama
Pada saat pasien dating ke rumah sakit, pasien mengeluhkan nyeri perut, sering BAB dan lemas



- Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke rumah sakit dengan diantar keluarga setelah sebelumnya mengalami mencret selama 2 hari (mulai 12 Desember 2011) dengan jumlah feses + ½ gelas tiap kali mencret dan frekuensi 4 – 5 kali tiap hari. Feses tidak disertai lendir/darah.

- Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan.

- Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit diare

Denogram :
Keterangan :
1. ayah
2. Ibu
3. Kakak Pr Diare
4. Kakak Laki-Laki
5. Penderita Diare




- Riwayat Tumbuh Kembang
- Kenaikan BB karena umur 1 -3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
- Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.
- Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
- Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.



- Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.

C. Pengkajian Pola Fungsional
1. Persepsi terhadap kesehatan
Orangtua kurang menjaga kebersihan makanan untuk anak
2. Pola Bernafas
Sebelum Sakit
- Frekuensi pernapasan 12x/menit
Selama Sakit
- Frekuensi pernapasan 36x/menit, karena pasien mengalami kelelahan dan badan terasa lemas.

3. Kebutuhan Cairan & Elektrolit
Sebelum Sakit
- 1000ml/hari, untuk kebutuhan H2O total
Selama Sakit
- Penurunan kebutuhan cairan 650ml/hari, karena pasien mengeluhkan lemas dan malas melakukan aktivitas.

4. Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum Sakit
- Pola makan 3x sehari, dengan takaran sekali makan 1 sendok nasi.
Selama Sakit
- Pola makan turun, 2x sehari, dengan takaran sekali makan 1 sendok nasi.

5. Pola Eliminasi BAK dan BAB
Sebelum Sakit
- Pengeluaran urine : 4 kali/hari dengan takaran 10 ml sekali BAK
- Pengeluaran feses : 1kali/hari dengan takaran1,5 gelas, tekstur lembek dengan warna kekuning-kuningan.
Selama Sakit
- BAB 1-5 kali/hari, ½ gelas sekali BAB dengan tekstur cair warna kuning muda.
- BAK 1-2 kali/hari dengan takaran 10 ml sekali BAK
6. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum Sakit
Sebelum sakit pasien sering bermain, aktif
Selama Sakit
Pasien lemas, rewel, dan bed rest.
7. Pola Istirahat-Tidur
Sebelum Sakit
Pasien tidur selama 12 jam, siang 3 jam, dan malam 9 jam.
Selama Sakit
Pasien hanya tidur selama 6 jam karena pasien sering BAB.

8. Pola Konsep Diri
- Citra Tubuh : Pasien malu dan kurang PD dengan teman-temannya
Karen pasien mengalami BAB yang berlebihan.
- Peran : Peran pasien adalah sebagai anak ke-3
- Ideal Diri : Pasien mempunyai kemauan cepat sembuh.
7. Harga Diri : Tidak ada penurunan karena pasien mendapat
dukungan dari keluarga.
8. Aktualisasi Diri : Terganggu karena pasien tidak bisa tidur dan
beraktivitas normal
9. Pola Koping
Pasien bersifat kooperatif, selama pasien mengalami nyeri perut, ibunya memberikan balsam dengan tujuan mengurangi nyeri.
10. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum Sakit
Pasien suka memainkan alat kelamin,
Selama Sakit
Pasien malu, diam, tidak aktif
11. Pola Peran Berhubungan
Hubungan masih terbatas dengan keluarga, dan masih percaya kepada perawatan ibu pasien

12. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien tetap di ajari istifar oleh ibunya.

13. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Dengan kondisi sekarang pasien tidak nyaman karena harus terus menerus ke kamar mandi untuk BAB, kemudian pasien lemas.
14. Kebutuhan Belajar
Pasien memahami kondisinya, sehingga pasien berupaya untuk sembuh.

15. Kebutuhan Personal Hygiene
Sebelum Sakit
Pasien tidak melakukan secara mandiri, sehingga kebersihannya kurang.
Selama Sakit
Kebersihan dijaga, dengan sebulum makan dan tidur pasien melakukan personal hygiene.


D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum
- Tinggi badan : 45 cm
- Berat badan : 20 kg
2. TTV
- Tekanan darah : 100/80 mmHg
- Nadi : 70 kali/menit
- Suhu : 38,80C
- Pernafasan : 36 kali/menit
3. Kulit dan Kuku
- Kulit : permukaan kulit berwarna kuning langsat, karena
kekurangan cairan, Tonus otot lemas
- Kuku : putih normal

4. Kepala dan Rambut
- Kepala : ubun-ubun sedikit cekung, karena tubuh pasien kekur
Angan cairan
- Rambut : rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
5. Mata
Sejak 3 hari yang lalu mata mudah mengeluarkan air mata, kotoran, mata
agak cekung
6. Hidung
Hidung tidak berlendir dan tidak mengeluarkan ingus.

7. Telinga
Simetris, normal, terdapat kotoran

8. Mulut
- Bibir : kering
- Gigi : jumlah gigi susu berjumlah 20 buah, 10 buah gigi
bawah, dan 10 buah gigi atas.
Tidak cartes dan terdapat plak- plak hitam
- Lidah : bersih
- Faring : faring berwarna merah muda, tidak ada lesi.
- Mukosa Mulut : kering

9. Thorak
Biasanya ditemukan pernafasan cepat dan dalam

10. Abdomen
ditemukan nyeri perut, kembung, bila dianskultasi biasanya di temukan peningkatan bising usus, peristaltik usus.

11. Integumen
Biasanya ditemukan turgor kulit menurun, sianosis, akral dingin

12. Anus dan Alat Kelamin (Genetourinari)
Bersih, tidak mengalami intergritas kulit bagian anus.

13. Ekstremitas
- Ekstremitas atas : terpasang Infus, tugor kulit menurun, warna kulit
kusam,
- Ekstremitas bawah : tonus otot lemat., pergerakan kaki lemas.




E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai Normal Analisis
1. Faeces lengkap


Volume fesses

Berat veses



2. Pemeriksaan darah Makroskopis dan mikroskopis (bakteri)
>250 ml/hari

300g/hari



Adanya likositosis, LED meningkat dan hipotermia Tidak ada bakteri E.coli

250 ml/hari

<300g/hari



Tidak terdapat likositosis, (+) terdapat bakteri E.coli

Peningkatan frekuensi BAB
Menunjukkan adanya konsfirmasi diare
Adanya inflamasi diare

2. Pemeriksaan diagnostic
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Analisis
1. The d-xylose absorption test

2. Radiologi kurang dari 4 gram urine setelah pemberian 25 gr dosis oral
terdapat radiolusion False positif
terjadi pada renal insufisiensi
• Terdapat banyak cairan
• Penyerapan dalam mukosa usus ab normal
• Infeksi bakteri E.coli menyebabkan lesi.






3. Terapi
Jenis Terapi dosis Indikasi Farmakokinetik farmakodinamik
1. Loperamid




2. Oralit
3. Member cairan RL
4 mg dosis awal, kemudian 2 mg setiap mencret. Dosis maksimum
16 mg/hari.
600 ml/ hari
130 ml/kg selama ½ jam, 70
ml/kg selama 2,5 jam


Mual, muntah




F. Analis Data
No Hari
Tanggal Data Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan
1 2 3 4 5
1







2










3 -







-










- Ds.ibu anak mengatakan anak seringnyei pada perut
Do.
- Test feses menunjukkan (+) terdapat bakteri e.coli
Ds. Anak mengeluhkan lemas
Do.
- Tekanan darah menurun 100/80mmHg, penurunan nadi
- Penurunan tugor kulit
- Berat badan turun
Ds. Anak mengeluhkan perih pada area sekitar anus
Do.
- Pemeriksaan saluran ekskresi menujukkan lesi
- Saat BAB terdapat bercak darah
- Kelembapan udara tinggi
- Efek obat-obatan (oralit) Abnormal penyerapan makanan





Kebutuhan nutrisi berkurang








Frekuensi BAB, meningkat
BAB sering







Kekurangan cairan tubuh dan nutrisi








Kerusakan intergritas kulit ekskresi


II. Diagnosa Keperawatan
1. Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering
3. Cemas berhubungan dengan status kesehatan
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan


III. Rencana Tindakan
1. Ajarkan orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan minuman (missal oralit)
2. Ajarkan mengenai tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun, dan mata cekung
Tugor kulit tidak elastic, membrane mukosa kering.
3. Jelaskan obat-obat yang diberikan, efek samping dan kegunaannya.

• Diagnosa 1
Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh
Tujuan : agar kelemahan tubuh teratasi
Kriteria hasil :
- Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine, HT normal
- Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, tugor kulit tidak baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan
Rencana tindakan :
1. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat HB dan hemotokrit
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
6. Monitor berat badan
Rasional :
1. Untuk mengetahui balanch dari cairan tubuh
2. Untuk menjaga cairan input ke tubuh
3. Mengetahui tingkat asam basa pasien
4. Untuk menjaga keseimbangan tanda vital
5. Untuk meningkatkan kerjasama keperawatan
6. Untuk mengetahui nilai normal berat badan
• Diagnosa 2
Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering
Tujuan:
Pemulihan kulit dalam keadaan normal
Kretiria Hasil:
- Integritas kulit yang baik bisa di pertahankan ( sensasi, elatisitas, temperataur, hidrasi, pelgmentasi)
- Tidak ada lesi kulit
- Perpusi jaringan baik
- Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikana kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

Rencana Tindakan:
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakian yang longgar.
2. Indari kerutan pada tempat tidur
3. Jaga kebersihan kulit agar teteap bersih dan kering
4. Monilisasi pasien setiap 2 jam sekali
5. Monitor kulit adanya kemerahn
6. Oleskan losien/ minyak BB oil pada daerah yanmg terkena.

Rasional :

1. Untuk meminimalis kelembaban kulit
2. Untuk membuat pasien nyaman
3. Untuk mengindarai infeksi dan bakteri lain
4. Agar pasien tidak mengalami petingkatan kelembaban kulit.
5. Untuk mengetahui adanya infeksi
6. Mencegah penyebaran lesi kulit


• Diagnosa 3:
Ketidak seimbangan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
inatake makanan .
Tujuan : memberikan kecukupan untuk keperluan metabolism tubuh
Keteria hasil:
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Berat badab ideal sesuai dengan tinggi badan
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dari mnelan
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Rencana Tindakan :
1. Anjurkan pasien untuk meningkatkan FE
2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan proten dan Vitamin C
3. Berikan substansi gula
4. Monitor adanya penurunan berat badan
5. Monitor tipe dan jumblah aktifitas yang bisa di lanjutkan
6. Monitor intraksi anak atau orang tua selama makan

Rasional :
1. Untuk meningkatkan zat besi paien
2. Agara pasien kebutuhan nutrisi tercukupi
3. Pempercepat penyerapan makanan
4. Mengetahui perkembangan berat badan
5. Untuk mengetahui keaktifan anak
6. Untuk mengetahui respon anak

Diagnosa 4
Cemas berhubungan dengan perubahan setatus kesehatan
Tujuan : untuk memberikan rasa nyaman
Keretiria hasil :
- Adanya kepercayaan untuk sembuh
- Kecemasan dapat teratasi
- Mampu mengatsai kecemasan
Rencana Tindakan
1. Menganjurkan pasien untuk tenang
2. Memberikan pasien pengertian tentang penyakit diare
3. Memonitor respon pasien terhadap perawatan yang di lakuakan
4. Membuat suasana nyaman

Rasional :
1. Untuk kenyamanan pasien
2. Untuk menurunkan tingakt kecemasan
3. Meningkatkan kerjasama pasien dengan perawat
4. Untuk mengatasi kecemasan

IV. Implementasi
Pelaksanan adalah realita dan tindakan yang telah ditentukan dan diuraikan sesuai dengan prioritas masalah. Hal ini disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, sumber daya, fasilitas yang ada pada saat dilakukan tindakan keperawatan.

V. Evaluasi

Hari/ tanggal implementasi Evaluasi
1-















2-













3-












4- Dx : Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh

1. Mengkaji keadaan umum kalien :
Tekanan darah :100/80 mmHg
Nadi:70 kali/menit
Suhu: 38,80C
Pernafasan: 36 kali/menit
2. Menganjurkan minum dikit demi sedikiy tapi sering


Dx : Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering
1. Mengkaji keadaan umum kulit area ekskresi
-menjaga kelembapan kulit
-efek obat-obatan
2. anjurkan berpakain longgar



Dx : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan
1. Kaji kebutuhan nutrisi
-Minum 650mlk/hari
-makan 2x sehari, 1 sendok nasi
2. anjurkan untuk makan sedikit-sedikit tapi sering

Dx: Cemas berhubungan dengan status kesehatan
1. Kaji kenyamanan pasien
-respon pasien
-tingkat kecemasan
2. anjurkan untuk tenang
S:
Klien mengatakan bahwa sering merasa lemas
O:
-.klien minum
-.suhu 38,8
-.mata cekung
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
-.lanjutkan intervensi
-.kaji keadaan umum pasien
-.anjurkan minum air
S:
Klien mengatakan terasa perih saat BAB
O:
Kelembapan tinggi
A:
Masalah belum teratasi
P:
-Lanjutkan intervensi
-kaji kelembapan kulit
-anjurkan berpakain longgar
I:
Berikan lotion oil
S:
Klien mengeluhkan berat badannya turun
O:
Kurang nutrisi
Bb: 20 kg
Badan terasa lemas
A:
Sebagian teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Pemberian RL
Anjurkan makan teratur
S:
Klien mengeluhkan khawatir akan penyakit diarenya
O:
Tidak tenang
Kenyamanan terganggu
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi kembali
Lakukan pendekatan
Monitoring respon klien
Kurangi kecemasan
I:
Monitoring keadaan umum berkaitan dengan tingkat kecemasan.

Selasa, 07 Juni 2011

SAP DEMAM BERDARAH

Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)

Makalah
Di susun untuk memenuhi
Syarat mata kuliah Promosi Kesehatan
Doesn Penganpu : Zumrotul Choiriyyah, S.Kep,Ns











Oleh :
Nyoman Wirajana Dharama Antara
010110a090




PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SETIKS NGUDI WALUYO
UNGGARAN
2011
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Demam Berdarah (DBD)
Sub Pokok Bahasan : Cara Mencegah Demam Berdarah (DBD)
Hari/ Tanggal : Senin/ 30 Mei 2011
Waktu : 15 menit
Sasaran : Semua Warga Desa Terunyan
Tempat : Balai Desa Terunyan
Penyaji : Nyoman Wirajana

A. Pendahuluan
Desa Terunyan terletak di pinggiran kota, lingkungannya tergolong kurang terawat. Disana-sini banyak terdapat barang-barang bekas seperti kaleng bekas, ban bekas, dan drum-drum bekas yang tidak terpakai sehingga barang-barang bekas tersebut digenangi oleh air. Sungai dan selokan di desa tersebut terdapat banyak sampah, tersumbat dan tidak terawat.
Sudah sebulan ini di desa Terunyan , kehilangan 6 orang warganya yang meninggal dengan gejala panas yang tinggi, kadang disertai menggigil dan nyeri di seluruh badan pada hari pertama hingga ketiga. Pada hari keempat panas turun, mereka mengira penyakit ini sembuh namun pada keesokkan harinya penderita kembali mengalami panas tinggi hingga mimisan, dan akhirnya meninggal dunia.

B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit warga diharapkan mampu memahami tentang cara mencegah demam berdarah.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan warga mampu :
a. Menjelaskan pengertian demam berdarah dengan benar
b. Menjelaskan tanda dan gejala demam berdarah deangn benar
c. Mengetahui ciri- ciri nyamuk penyebab demam berdarah deangan benar.
d. Mengetahui cara menceegah demam berdarah deangan benar
e. Mengetahui cara mengobati demam berdarah deangn benar

C. Kegiatan penyuluhan
No Tahap/waku Kegiatan penyluhan Kegiatan Audiens Metode
1 Pendahuluan
( 3 menit) a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diri kepada peserta

c. Menjelaskan tujuan materi penyuluhan

d. Menjelaskan cakupan materi yang akan di jelaskan


- Menjawab salam

- Memperhatikan


- Memperhatikan


- Memperhatikan penjelaskan materi yang di sampaikan

Ceramah

Ceramah


Ceramah


Ceramah





2 Penyagian
10( menit) 1. Menanyakan pengetahuan peserta tentang penyakit demam berdarah
2. Pengertain Demam Berdarah (DBD)
a. Menanyakan pengetahuan peserta tentang pengertian dari demam berdarah.
b. Menjelasakan pengertian dari penyakit demam berdarah.

3. Menjelaskan Tanda dan Gejala Demam Berdarah
a. Menanyakan pengetahuan peserta tentang tandan dan gejala demam berdarah.
b. Menjelaskan tanda dan gejala demam berdarah

4. Ciri- ciri Nyamuk penyebab DBD
a. Menanyakan pengetahuan peserta tentang ciri- ciri nyamuk penyebab demam berdarah.
b. Menjelaskan ciri- ciri nyamuk penyebab demam berdarh

5. Cara Mencegah Demam Berdarah
a. Menanyakan pengetahuan peserta tentang cara mencegah demam berdarah.
b. Menjelaskan cara mencegah demam berdarah
6. Cara mengobati penyakit demam berdarah
a. Menanyakan pengetahuan peserta cara mengobati penyakit demam berdarah.
b. Menjelaskan cara mengobatai penyakit demam berdarah
- Menjawab dan memperhatikan penjelasan materi yang di sampaikan

- Menjawab



- Memperhatikan penjelasan dari penyaji




- Menjawab




- Memperhatikan penjelasan dari penyaji


- Menjawab




- Memperhatikan penjelasan dari penyaji



- Menjawab



- Memperhatikan penjelasan dari penyaji


- Menjawab




- Memperhatikan penjelasan dari penyaji Ceramah
&
Tanya Jawab

Ceramah
&
Tanya Jawab
Ceramah






Ceramah
&
Tanya Jawab

Ceramah




Ceramah
&
Tanya Jawab

Ceramah





Ceramah
&
Tanya Jawab
Ceramah




Ceramah
&
Tanya Jawab

Ceramah

3 Penutup
( 2 menit ) a. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan tentang Demam Berdarah (DBD)

b. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan


c. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya kembali jika kurang jelas
d. Mengucapkan salam penutup. Memperhatikan & mendengarkan



Memperhatikan & mendengarkan


Menjawab



Menjawab salam Ceramh& Tanya Jawab


Ceramah



Ceramah & Tanya Jawab

Ceramah





D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab

E. Media
Media yang digunakan untuk penyuluhan antara lain:
1. Lembar balik, berisi:
a. Pengertian demam Berdarah (DBD)
b. Tanda dan gejala Demam Berdarah (DBD)
c. Ciri- ciri nyamuk Demam Berdarh (DBD)
d. Cara Mencegah Demam Berdarah (DBD)
e. Cara mengobati Demam Berdarah (DBD)
2. Leaflet tentang DBD, meliputi :
a. Pengertian demam Berdarah (DBD)
b. Tanda dan gejala Demam Berdarah (DBD)
c. Ciri- ciri nyamuk Demam Berdarh (DBD)
d. Cara Mencegah Demam Berdarah (DBD)
e. Cara mengobati Demam Berdarah (DBD)

F. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Apa itu Penyakit Demam Berdarah?
2. Sebutkan Tanda dan gejala Demam Berdarah?
3. Bagaimna ciri- ciri nyamuk Penyebab Demam Berdarah?
4. Bagaimana cara mencegah Demam Berdarah?
5. Bagaimna cara mengobati orang yang terkena Demam Berdarah?

Jawaban :
1. Demam Berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam


2. Tanda- danda dan gejala Demam Berdarah yaitu :
a. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari,
b. Tampak bintik-bintik merah pada kulit,
c. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)
d. Akan terjadi muntah darah/berak darah.
e. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung.
3. Ciri- ciri nyamuk penyebab DBD, yaitu :
a. Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya
b. Berbadan kecil
c. Biasanya menggigit pada pagi dan sore hari
d. Hidup di dalam dan sekitar rumah
e. Senang hinggap pada pakaian yang digantung di kamar
f. Jentik nyamuk berperan aktif dalam air
g. Posisi jentik tegak lurus dengan permukaan air
h. Gerakan jentik neik turun ke atas permukaan air untuk bernafas
i. Perkembang biak dalam tempat penampungan air bersih di dalam atau sekitar rumah
4. Cara mencegah DBD yaitu ;
a. Bersihkan ( kuras ) tempat penyimpanan air (seperti bak mandi/WC, drum dll) seminggu sekali.
b. Tutuplah kembali tempayan rapatrapat setelah mengambil airnya, agarmnyamuk Demam berdarah tidak dapat masuk dan bertelur disitu.
c. Kubur atau buanglah sampah pada tempatnya, plastik dan barang-barang bekas yang bisa digenangi air hujan
5. Cara mengobati Demam Berdarah, yaitu :
a. Beri penderita minum yang banyak
b. Kompres dengan Air Es
c. Beri obat turun Panas




LAMPIRAN MATERI
Demam Berdarah (DBD)

A. Pengertian Demam Berdarah DBD
Demam Berdarah (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti .
Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam keadaan syok akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut Dengue Shock Syndrome (DSS).

B. Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah
Tanda-tanda dan gejala penyakit DBD yaitu:
1. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu suhu badan antara 38 Cº sampai 40 Cº
2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler dikulit, untuk membedakannya kulit direnggangkan, bila bintik merah itu hilang, berarti bukan tanda penyakit DBD.
3. Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)
4. Akan terjadi muntah darah/berak darah.
5. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung.
6. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat, bila tidak segera ditolong di Rumah Sakit dalam 2-3 hari dapat meninggal dunia.

C. Ciri-ciri Nyamuk Demam Berdarah (DBD)
Ciri- ciri nyamuk DBD yaitu:
1. Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya
2. Berbadan kecil
3. Biasanya menggigit pada pagi dan sore hari
4. Hidup di dalam dan sekitar rumah
5. Senang hinggap pada pakaian yang digantung di kamar
6. Jentik nyamuk berperan aktif dalam air
7. Posisi jentik tegak lurus dengan permukaan air
8. Gerakan jentik neik turun ke atas permukaan air untuk bernafas
9. Perkembang biak dalam tempat penampungan air bersih di dalam atau sekitar rumah

D. Cara Mencegah Demam Berdarah
Demam berdarah hanya ditularkan melalui nyamuk Demam berdarah (Aedes-aegypti) yang berkembang biak didalam genangan air jernih di dalam maupun di sekitar rumah.
Bukan di got/comberan.Membunuh nyamuknya saja belumlah cukup selama jentik-jentiknya masih dibiarkan hidup. Karena itu upaya yang paling tepat untuk mencegah demam berdarah adalah membasmi jentik-jentiknya ini dengan cara sebagai berikut :
1. Bersihkan ( kuras ) tempat penyimpanan air (seperti bak mandi/WC, drum dll) seminggu sekali.
2. Tutuplah kembali tempayan rapatrapat setelah mengambil airnya, agar nyamuk Demam berdarah tidak dapat masuk dan bertelur disitu.
3. Gantilah air di vas bunga dan pot tanaman air setiap hari
4. Kubur atau buanglah sampah pada tempatnya, plastik dan barang-barang bekas yang bisa digenangi air hujan
5. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk Abate ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali atau peliharalah ikan ditempat itu.
6. Takaran penggunaan bubuk Abate adalah sebagai berikut : untuk 10 liter air cukup dengan 1 gram bubuk Abate atau 10 gram untuk 100 liter dan seterusnya. Bila tidak ada alat untuk menakar, gunakan sendok makan. Satu sendok makan peres (yang diratakan di atasnya) berisi 10 gram Abate. Anda tinggal membaginya atau menambahnya sesuai dengan banyaknya air yang akan diabatisasi. Takaran tak perlu.

E. Cara Pengobatan Demam Berdarah
Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.
Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika Jika anda mengalami panas tinggi yang berkepanjangan (lebih dari 1 hari) dan tidak sembuh dengan meminum obat, cobalah mendatangi rumah sakit terdekat dan cek darah anda. Apabila anda menemukan trombosit anda sudah di batas bawah normal (batas normal: 150.000-500.000), berhati-hatilah.
Ada cara yang bisa ditempuh tanpa harus diopname di rumah sakit, tapi butuh kemauan yang kuat untuk melakukannya. Cara itu adalah sbb:
1. Minumlah air putih minimal 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak lebih baik)
2. Cobalah menurunkan panas dengan minum obat penurun panas
3. Beberapa teman dan dokter menyarankan untuk minum minuman ion tambahan (tapi banyak juga yang tidak menganjurkannya)
4. Minuman lain yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada juga yang menyarankan: daun angkak, daun jambu, dsb)
5. Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak (meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis).







DAPTAR PUSTAKA

http://www.bratachem.com/abate/siklus.htm. 2004. Membasmi Jentik Nyamuk, Mencegah Demam Berdarah.
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_308/materi2.html. 2008. Demam Berdarah Dengue.
http://118.98.213.22/aridata_web/e-dukasi/pp_full.php-ppid=245&fname=hal3a.htm. 2008. Demam Berdarah Dengue.

Minggu, 01 Mei 2011

PERILAKU KESEHATAN

Di susun untuk memenuhi Syarat mata kuliah Kesehatan Masyarakat
Dosen Penganpu : Rahardjo Apriyatmoko,S.Km,M.Kes





Oleh :
NYOMAN WIRAJANA DHARMA ANTARA
010110A090




PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SETIKS NGUDI WALUYO
UNGGARAN
2011


Konsep Prilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2003).
Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon) dan respons.
2. Jenis Perilaku
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
a. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.


3. Teori Perilaku
Perilaku manusia itu di dorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, di antara teori- teori tersebut dapat di kemukakan:
a. Teori Naluri
Di kemukakan oleh McDougall sebagai pelopor dari psikologi social. Perilaku ini di sebabkan karena insting yang merupakan perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.
b. Teori Dorongan
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan- dorongan. Dorongan- dorongan ini berkaitan dengan kebutuhankebutuhan organism yang mendorongn organism berprilaku. Teori ini di sebut juga teori reduction
c. Teori Insentif
Tori ini bertitik toalk pada pendapat bahwa perilaku organisme itu di sebabkan karena adanya insentif atau reinforcement ada yang positif ada yang negatif. Reinforcement positif adalah berkaitan dengan hadiah, reinforcement negatif berkaitan dengan hukuman.
d. Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan tentang sebab- sebab perilaku orang. Apakah perilaku itu di sebabkan oleh posisi internal ( motif, sikap, dsb) atau kah oleh keadaan eksternal. Teori ini di kemukakan oleh Fritz Heider yang menyangkutm lapangan social.

4. Teori Perubahan Perilaku
Menurut para ahli, ada beberapa teori perubahan yang di ungkapkan oleh para ahli, yaitu :
a. Menurut Teori S-O-R
Menurut teori S- O- R,Perubahan perilaku didasari oleh: .Organisme- Stimulus- Respons. Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak rangsangan (stimulus). Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process). Materi pembelajaran adalah stimulus.
Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.
a. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak
mengerti (memahami) stimulus
b. Apabila di terima (adanya perhatiann)
c. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:
 Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)
 Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)




BAGAN TEORI S- O- R













b. Teori “Dissonance” : Festinger
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance).
Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).
Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).
Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak seimbang.
Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil).


Skema Teori Festinger












c. Teori fungsi: Katz
Dalam teori ini, Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
Prinsip teori fungsi, yaitu:
a. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)
b. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan, panas)
c. Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala sosial)
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah, senang)






Skema Teori Fungsi










5. Domain Perilaku
Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku itu di dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain).

Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :
1. Pengetahuan (kognitif)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi
d. Analisis
e. Sintesa
f. Evaluasi


2. Sikap (afektif)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (responding)
c. Menghargai (valuing)
d. Bertanggung jawab (responsible)

3. Praktik atau tindakan (piskomotor)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
a. Persepsi (perception)
b. Respon terpimpin (guide response)
c. Mekanisme (mecanism)
d. Adopsi (adoption)

6. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku seseorang, yaitu:
a. Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik.
b. Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.




Konsep Prilaku Kesehatan
7. Pengertian Perilaku Kesehatan
Menurut (Notoatmodjo, 2003) Prilaku Kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat sakit, penyakit dan faktor- faktor yang mempengaruhi sehat- sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan.
Dengan perkataan lain prilaku kesehatan adalah semua aktifitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat di amati maupun yang tidak dapat di amati, yang berkaitan dengan pembeliharan dan peningkatan kesehatan.



8. Batasan Perilaku Kesehatan
Berdasarkan batasan prilaku dari skinner, maka prilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkunga. Dari batasan ini, prilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
1. Prilaku Pemeliharaan kesehatan
Prilaku pembeliharaan kesehatan adalah prilaku atau usaha- usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehata agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila mna sakit. Oleh sebab itu prilaku pembeliharaan kesehatan ini terdiri 3 aspek yaitu:
a. Prilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bila mana telah sembuh dari ppenyakit.
b. Prilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Prlu di jelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari iru oaring yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.
c. Prilaku gizi ( makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang,bahkann dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada prilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.
2. Prilaku pencari dan penggunan
Prilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perlaku ini di mulai dari pengobatan sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negri.
3. Prilaku kesehatan lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya.sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, dan masyarakatnya
9. Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Becker (1979) membuat Klasifikasi perilaku kesehatan, dan membedakanya menjadi tiga, yaitu:
1. Perilaku sehat
Perilaku sehat adalah prilaku atau kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan kita harus :
a. Makan dengan menu seimabang
b. Kegiatan fisik secara teratur dan cukup
c. Tidak merokok dan meminum minuman keras serta menggunakan narkoba
d. Istirahatn yang cukup
e. Pengendalian atau manajemen sters
f. Prilaku atau gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan
2. Prilaku Sakit
Prilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit dan terkena masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah kesehatan yang lainnya. Pada saat orang sakit atau anaknya sakit , ada beberapa tindakan atau prilaku yang muncul, antara lain :
a. Di diamkan saja
b. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri
c. Mencari penyembuhan atau pengobatan ke luar
3. Perilaku peran orang sakit
Dari segi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai peran, yang mencakup hak- haknya, dan kewajiban sebagai orang sakit. Menurut Becker, hak dan kewajiban orang yang sedang sakit adalah merupakn prilaku peran orang sakit, prialku peran orang sakit antara lain :
a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
b. Tindakan untuk mengenal fasilitas kesehatan yang tepat untuk memperoleh kesembuhan
c. Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lainmematuhi nasehat- nasehat dokter atau perawat untuk mempercepat kesembuhannya
d. Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses penyembuhan
e. Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya.
10. Factor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan
Menurut teori Green, factor prilaku kesehatan di tentukan 3 faktor utama, yaitu:
a. Factor Predisposisi
Factor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya prilaku seseorang, antara lain pengetahuan , sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai- nilai, tradisi.
b. Factor Pemungkin
Factor yang memungkinkan atau yang mempasilitasi prilaku atau tindakan. Yang di maksud factor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya prilaku kesehatan, misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit.
c. Factor Penguat
Factor penguat merupakan factor yang mendorong atau memperkuat terjadinya prilaku.hal ini berarti, bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan contoh para tokoh masyarakat.
Menurut WHO yang di kutip oleh Notoatnodjo (1993), perubahan perilaku di kelompokan menjadi tiga, yaitu:
a. Pemikiran dan perasaan
Hasil pemikiran- pemikiran dan perasaan- perasaan seseorang terhadap stimulus merupakan modal awal untuk berprilaku.
b. Adanya acuan
Di dalam masyaraka, di mana kisikap paternalistic masih kuat, maka perubahan prilaku masyarakat tergantung dari prilaku acuan yang pada umumnya adalah tokoh masyarakat setempat.
c. Sumber Daya
Sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya prilaku seseorang atau masyarakat
d. Social Budaya
Social budaya setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya prilaku seseorang.
Menurut teori Snehandu B. Karr, dia mengidentifikasi adanya 5 derterminan prilaku yaitu:
a. Adanya Niat
Adanya niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus di luar dirinya.
b. Adanya Dukungan masyarakat
Untuk berprilaku kesehatan orang memerlukan dukungan masyarakat sekitarnya, paling tidak menjadi gunjingan atau bahan pembicaraan masyarakat.
c. Terjangkaunya Informasi
Tersedianya informasi- informasi terkait dengan yang akan di ambil seseorang.

11. Model –model Prilaku Kesehatan
Ada beberapa model- model prilaku Kesehatan menurut para ahli, Yaitu :
1. Model Suchman
Menggambarkan pola sosial prilaku sakit yang tampak pada cara orang yang mencari, menemukan, dan melakukanperawatan medis
Ada empat unsur yang merupakan factor utama dalam prilaku sakit, yaitu:
a. Prilaku sakit
b. Konsekuensinya
c. Temapat atau ruang lingkup
d. Variasi prilaku selam tahap- tahap perwatan medis
2. Model Hochman
Dalam model ini orang tidak akan mencari pertolongan medis atau pencegahan penyakit bila mereka kurang mempunyai pengetahuan dan motivasi minimal yang relevan dengan kesehatan.
3. Model Fabrega
Dalam model ini ada 4 sistem yang membentuk kesatuan aturan atau level variasi pengalaman yang memungkinkan orang itu membantu secara berkesinambungan semua proses dan pristiwa yang berkaitan dengan kesehatan keempat system tersebut adalah system biologis, system social , system fenomenologis, dan system memori.

4. Model Mechanic
Model ini mengembangkan teori umum tentang cara orang mencari pertolongan medis dengan menekankan pentingnya penelitian terhadap segala sesuatu yang terjadi sebelum orang mengunjungi pemberi pelayanan kesehatan.
5. Model Anderson
Suatu frekuensi derteminan individu tergadap pemanfaatan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan oleh keluarga dan menyatakan hai itu tergantung pada :
a. Prediposisi keluarga untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan
b. Kemampuan mereka untuk melaksanakannya
c. Kebutuhan mereka terhadap jasa pelayanan tersebut






PENYAKIT TBC

1. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi akibat infeksi kuman Mycobacterium yang bersifat sistemis (menyeluruh) sehingga dapat mengenai hampir seluruh organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi yang pertama kali terjadi.
.
2. Tanda dan gejala
a.Batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih.
b.Pernah batuk dengan dahak bercampur darah.
c. Terasa sesak padawaktu bernafas dan disertainyeri di dada.
d. Nafsu makan berkurang dan BB menurun.
e.Demam meriang lebih 1bulan dan berkeringat malamhari tanpa sebab

3. Penyebab
TBC disebabkan oleh suatu kuman yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat oleh alat pembesar. Kuman ini disebut dengan Mycrobakterium Tuberculosis
4. Penularan TBC
a. Secara langsung : dari percikan dahak atau ludah pada waktu batuk, bersin atau berbicara berhadap – hadapan dengan penderita.
b.Tidak langsung : penderita meludah di sembarang tempat

5.Cara mencegah Penularan Penyakit TBC, yaitu:
a. Menutup mulut pada waktu bersin atau batuk.
b. Jangan meludah sembarang tempat.
c. Usahakan anak dapattidur dengan nyenyak ataucukup.
d. Jika anak batuk bedahak,agar dahak ditampung dalam kaleng berisi.
e. Berobat secara teratur dan rutin selama 6 bulan.
f. Meningkatkan dayatahan tubuh anak denganmemberinya makan – makananyang bergizi.
g.Bila ada bayi harussegera mendapatkan imunisasiBCG.
h.Usahakan sinar mataharidan udara segar dapat masukke rumah dengan membukajendela tiap hari serta bersihkan rumah setiap hari.
I. Usahakan menjemur kasur agar kasur tidak lembab

5. Program Pemerintah dalam penangulangan TBC
Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan melalui Program TBC Nasional, telah bekerjasama dengan Rumah Sakit (RS), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Dokter praktek pribadi, organisasi keagamaan dan ingin meningkatkan kerjasama dengan kelompok masyarakat pekerja dan pengusaha. Peningkatan perhatian dari pengusaha terhadap penyakit TBC di sektor dunia usaha sangat diperlukan. Guna mensukseskan aktivitas pengawasan TBC, pengobatan yang teratur sampai terjadi eliminasi TBC di tempat keja.

2.3 Aplikasi Konsep Terkait dengan Masalah Kesehatan
Jenis Perilaku
Perilaku tertutup di mana sudah di jelaskantentang perilaku tertutupyang respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih sebatas pada perhatiann, persepsi,pengetahuan dan sikap, hubungan antara perilaku tersebut terhadap penyakit TBC di mana seseorang masih memendam tentang penyakit TBC dan belom ada tindakan.
Contoh : seseorang hanya sebatas mengetahwi apa itu penyakit TBC dan belom ada tindakan atau tidak memberitau kepada orang lain.
Teori Perilaku
Teori Naluri
Teori naluri di kembangkan oleh McDugall yang merupakan perilaku bawaab atau insting akan mengalami perubahan karena penglaman.
Contoh : seseorang yang sudah terkena penyakit TBC dan setelah sembuh dia akan belajar dari penglamannya yan pernah terkena penyakit TBC dan akan merubah perilakunya.

Struktur perilaku
a. Komponen kognitif
komponen kognitif merupakan bentuk dari kepercayaan yang di miliki individu.
Contoh : kepercayaan seseorang dalam menangani TBC
b. Komponen Afektip
Komponen ini menyangkut aspek emosional.
Contoh: tingkat emosi seseorang dalam menyikapi terjadinya TBC
c. Komponen Piskomotor
Aspek kecendrungan berperilaku tentang sesuai dengan sikap yang di miliki seseorang.
Contoh : melihat orang dalam mencegah TBC
Faktor yang mempengaruhi Perilaku
1. Internal
Factor dari diri sendiri yang menyikapi tentang penanggulangan TBC.
Contoh : kita yang menanggapi tentang perilaku terhadap TBC
2. Eksternal
Lingkungan sekitar manusia akan mendorong seseorang dalam berperilaku.
Contoh: jangan meludah di sembarangan tempat dan pada saat bersin harus tutup mulut
Klasifikasi Perilaku Kesehatan
1. Perilaku hidup sehat
Perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang dalam mempertahankan agar penyakit TBC tidak menular ke orang lain.
Contoh : orang yang terkena TBC agar jangan meludah di sembarangan tempat dan pada saat bersin harus tutup mulut
2. Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyaki TBC
Contoh : orang yang terkena TBC, dia berpikir bagai mana agar mendapatkan kesehatan dan bagai mana agar dia tidak terkena penyakit TBC.














DAFTAR PUSTAKA

http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/09/konsep-perilaku-dan- perubahan-perilaku.html
http://www.scribd.com/doc/28147261/LEAFLET-TBC-PARU
http://duniaremaja11.blogspot.com/2010/03/masalah-kesehatan-reproduksi- remaja.html
Notoatmodjo, Soelidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo.2010. Promosi Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soelidjo.2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

Selasa, 22 Maret 2011

TRI HITA KARANA

Oleh :
NYOMAN WIRAJANA DHARMA ANTARA
010110A90

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SETIKS NGUDI WALUYO
UNGGARAN
2011



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekeliling, dan hubungan dengan ke Tuhanan yang saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan mengekang dari pada segala tindakan berekses buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan perlu terjalin secara harmonis, bilamana keharmonisan tersebut di rusak oleh tangan-tangan jahil, bukan mustahil alam akan murka dan memusuhinya. Jangan salahkan bilamana terjadi musibah, kalau ulah manusia suka merusak alam lingkungan. Tidak disadari bahwa alam lingkungan telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya guna kesejahteraan hidupnya.
Hakikat mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan nya, manusia dengan alam lingkungannya, dan manusia dengan sesamanya. Dengan menerapkan falsafah tersebut diharapkan dapat menggantikan pandangan hidup modern yang lebih mengedepankan individualisme dan materialisme. Membudayakan Tri Hita Karana akan dapat memupus pandangan yang mendorong konsumerisme, pertikaian dan gejolak.
Selain itu, Masyarakat Bali mengajarkan masyarakatnya dan memegang teguh konsep Tri Hita Karana (konsep ajaran dalam agama hindu), dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tri berarti tiga dan hita karana berarti penyebab kebahagiaan untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan. Tri Hita Karana terdiri dari: Perahyangan yaitu hubungan yang seimbang antara manusia dengan Tuhan yang Maha Esa, Pawongan artinya hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia lainnya, dan Palemahan artinya hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya sebagai bahan eksplorasi berkarya fotografi seni.
Banyak seniman-seniman Bali yang menggunakan tema berdasarkan Tri Hita Karana,hal ini disebabkan karena Tri Hita Karana secara visual merupakan sebuah konsep yang sangat menumental dan bersifat adiluhung. Pancaran nilai estetik yang sangat tinggi memberikan daya tarik yang sangat kuat bagi para seniman Bali untuk mengangkatnya sebagai sumber inspirasi dalam proses penciptaannya. Pencipta sangat tertarik mengangkat Tri Hita Karana di Bali sebagai sumber ide penciptaan karya seni karena upacara-upacaranya sangat unik dan ertistik dengan penuh variasi yang ditemukan dalam setiap upacara-upacara yang ada di Bali.
Originalitas dalam penciptaan karya ini adalah tidak meniru sebuah karya yang telah ada, tetapi menciptakan sebuah karya fotografi seni dengan sumber ide dari aktifitas upacara masyarakat desa Tenganan Pegringsingan yang berlandaskan Tri Hita Karana.
Dengan demikian betapa perlunya kita untuk mengamalkan Tri Hita Karana. Untuk menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan,manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkunan.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari latar belakang tersebut adalah:
1. Apa pengertian Tri Hita Karana?
2. Apa saja bagian-bagian dari Tri Hita Karana beserta penjelasannya?
3. Contoh penerapan Tri Hita Karana di kehidupan sehari-hari!
4. Apa tujuan Tri Hita Karana?
5. Bagaimana cara kita bertanggung jawab terhadap lingkungan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Kita data mengetahui pengertian dari Tri Hita Karana.
2. Kita mengetahui bagian-bagian dari Tri Hita Karana.
3. Mengetahui peneraan Tri Hita Karana di kehidupan sehari-hari.
4. Mengetahui tujuan Tri Hita Karana.
5. Mengetahui cara untuk menjaga alam dan lingkungan.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tri Hita Karana
Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 Nopember 1966, pada waktu diselenggarakan Konferensi Daerah l Badan Perjuangan Umat Hindu Bali bertempat di Perguruan Dwijendra Denpasar. Konferensi tersebut diadakan berlandaskan kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Kemudian istilah Tri Hita Karana ini berkembang, meluas, dan memasyarakat.
Tri Hita Karana bersifat universal merupakan landasan hidup menuju kebahagiaan lahir dan batin. Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Tri Hita Karana ,berasal dari bahasa sansekerta. Pengertian Tri Hita Karana adalah tiga hal pokok yang menyebabkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Konsep ini muncul berkaitan erat dengan keberadaan hidup bermasyarakat di Bali. Berawal dari pola hidup ini muncul dan berkaitan dengan terwujudnya suatu desa adat di Bali. Bukan saja berakibat terwujudnya persekutuan teritorial dan persekutuan hidup atas kepentingan bersama dalam bermasyaraakat, juga merupakan persekutuan dalam kesamaan kepercayaan untuk memuja Tuhan atau Sang Hyang Widhi. Dengan demikian suatu ciri khas desa adat di Bali minimal mempunyai tiga unsur pokok,yakni : Wilayah, Masyarakat dan Tempat Suci untuk memuja Tuhan/Sang Hyang Widhi. Perpaduan tiga unsur itu secara harmonis sebagai landasan untuk terciptanya rasa hidup yang nyaman, tenteram, dan damai secara lahiriah maupun bathiniah.

2.2 Bagian-bagian Tri Hita Karana
2.2.1. Parhyangan
Parhyangan adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa).
2.2.2. Pawongan
Pawongan adalah manusia dengan manusia. Manusia yang bersifat individu maupun social sehingga memerlukan hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
2.2.3. Palemahan
Palemahan dalam arti yang luas,sebagai tempat manusia itu tinggal dan berkembang sesuai dengan kodratnya termasuk sarwa prani.
Dengan terjadinya hubunga yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam, maka sebagai penyebab terjadinya atau tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.
Dari uraian konsep Tri Hita Karana dapat disimak dua pengertian yang saling berkaitan yaitu:
a. Pengertian Buana Agung
Buana Agung berarti alam yang besar, jagat raya dan sering juga disebut makrokosmos. Semua gugusan matahari, bintang, planet ,bumi, bulan yang menjadi isi alam semesta ini disebut Buana Agung.
Tuhan adalah jiwa dari jagat raya ini sehingga Tuhan sering diberikan gelar Seru Sekalian Alam. Akibat Tuhan memberikan jiwa pada ciptaannya maka Tuhan juga yang mengatur gerak atau peredaran alam semesta ini.
b. Buana Alit
Buana alit artinya dunia kecil atau sering juga disebut mikrokosmos. Sebagai contoh makhluk hidup yang disebut mikrokosmos adalah manusia.

2.3 Penerapan Tri Hita Karana
Ketimpangan hubungan Tri Hita Karana dapat menimbulkan becana yang membahayakan kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai disamping memberikan dampak kekuatan hidup, juga memberikan dampak merugikan. Oleh karena alam tempat hidup manusia dan sarwa prani diperas habis-habisan untuk kepentingan kenikmatan kehidupan manusia. Keseimbangan yang diciptakan oleh Tri Hita Karana didukung oleh ergonomi karena ergonomi merupakan ilmu, seni dan teknologi yang berupaya menyerasikan alat, cara dan lingkugan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat bekerja secara optimal.
Dari pandangan ergonomi bahwa lingkungan atau kondisi harus seimbang, hutan lindung harus lestari agar lingkungan kerja tidak terlalu panas, bising, lembab, cuaca buruk dan lain sebagainya.


2.3.1 Parhyangan


Penerapan dari prahyangan dapat ditujukan dengan upaya – upaya pelaksanaan Dewa Yadnya. Karena Prahyangan itu merupakan hubungan antara manusia dengan Tuhan, maka penerapannya dapat dilaksanakan dengan Dewa Yadnya. Misalnya dengan membersihkan pura-pura, rajin sembahyang dan juga dengan melaksanakan ajaran-ajaran agama dan menjauhi larangan-larangan Tuhan. Penerapan parhyangan di tingkat daerah adalah berupa Kahyangan Jagat. Sesuai arti harafiahnya, Pura Kahyangan Jagat adalah pura yang universal. Seluruh umat ciptaan Tuhan sejagat boleh bersembahyang ke sana. Pura Kahyangan Jagat tersebar di seluruh dunia. Di Bali karena berkaitan dengan sejarah yang berusia panjang, pura Kahyangan Jagat digolong-golongkan dengan beberapa kerangka (konsepsi). Misalnya kerangka Rwa Bineda, kerangka Catur Loka Pala dan sebagainya.
Pura Kahyangan Rwa Bineda seperti :
 Purusa ( lambang laki- laki ) seperti pura Besakih (terdapat di karangasem, Bali)
 Pradana (lambang perempuan) seperti Pura Ulundanau Batur (terdapat di bangli, Bali)

Umumnya, yang kita sebut dengan jagat, sesuai dengan pengertian leluhur kita adalah Bali. Padahal kini kebanyakan dari kita berpandangan jagat adalah dunia, bahkan ada yang langsung berasumsi bahwa jagat adalah kawasan semesta, lengkap dengan seluruh konstelasi bintang, nebula, komet sampai lubang hitam.
Sedangkan di tingkat desa berupa Kahyangan Tiga. Secara etimologi kata Kahyangan Tiga terdiri dari dua kata yaitu kahyangan dan tiga. Kahyangan berasal dari kata hyang yang berarti suci mendapat awalan ka dan akhiran an, an menunjukkan tempat dan tiga artinya tiga. Arti selengkapnya adalah tiga buah tempat suci, yaitu Pura Desa atau disebut pula Pura Bale Agung, Pura Puseh dan yang ketiga adalah Pura Dalem.
Desa adat sebagai lembaga sosial tradisional adalah pengelompokan sosial berdasarkan kesatuan teritorial ditandai mereka bertempat tinggal dalam wilayah yang sama, mempunyai tugas dalam kegiatan gotong royong dan melaksanakan tugas pasukadukaan. Pengelompokan yang lain berdasarkan genealogis seperti apa yang disebut tunggal kawitan, tunggal sanggah, pengelompokan sosial yang disebut sisya yang didasarkan atas siapa yang dijadikan pimpinan di dalam suatu upacara keagamaan. Lembaga sosial tradisional yang lain adalah subak (kesatuan petani yang sawahnya menerima air dari satu sumber irigasi yang sama), dan sekaha (kesatuan sukarela). Keseluruhan lembaga tradisional tadi sangat fungsional bagi upaya pelestarian dan penyelarasan kebudayaan Bali yang dibangun atas dasar landasan konsepsi Tri Hita Karana (tiga penyebab kesejahteraan hidup) yaitu parhyangan (tempat pemujaan), pawongan (manusia), dan pelemahan( wilayah).
Kahyangan Tiga merupakan salah satu unsur dari Tri Hita Karana yaitu unsur parhyangan dari setiap desa adat di Bali. Pada Kahyangan Tiga masyarakat desa memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk desa dan masyarakatnya. Unsur yang ke dua dan tiga dari Tri Hita Karana disebut dengan pelemahan dan pawongan. Dengan demikian maka di dalam mewujudkan rasa aman, tentram, sejahtera lahir batin dalam kehidupan desa adat berlandaskan tiga hubungan harmonis yaitu hubungan manusia dengan alam atau hubungan krama desa dengan wilayah desa adat, hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya dalam desa adat dan hubungan krama desa dengan Hyang Widi sebagai pelindung. Inilah yang dinamakan Trihita Karana dalam desa adat di Bali.
Dengan tercakupnya unsur ketuhanan dalam kehidupan desa adat di Bali, maka desa adat di Bali mencakup pula pengertian sosio-religius. Maka dari itu perpaduan antara adat dengan agama Hindu di Bali adalah erat sekali sehingga sulit memisahkan secara tegas unsur-unsur adat dengan unsur agama, karena adat-istiadat di Bali dijiwai oleh agama Hindu dan aktivitas agama Hindu didukung oleh adat istiadat di masyarakat.

2.3.2. Pawongan

Contoh penerapan pawongan adalah terjaga dan terjalinnya hubunan yang baik antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Hal ini dapat muncul dengan adanya sikap tenggang rasa saling memiliki antara umat beragama, saling menghargai dan saling tolong- menolong dengan setiap orang. Jika hal tersebut telah dilaksanakan maka akan terciptalah hubungan yang harmonis dan selaras antara masyarakat baik itu yang sama agamanya maupun yang berbeda agama. Dengan saling menjaga hubungan yang baik antar manusia maka manusia tersebut akan dapat menciptakan suasana kehidupan yang aman, nyaman damai dan tentram. Sehingga tujuan hidup manusia dapat terpenuhi dengan baik.

2.3.3. Palemahan
Palemahan merupakan hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Seperti yang kita ketahui sekarang ini telah banyak terjadi bencana alam. Hal ini sebenarnya disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Kita hendaknya tetap menjaga kelestarian alam agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti bencana alam yang terjadi kebanyakan ini. Kita harus menjaga kebersihan alam kita tidak boleh hanya menguras isi alam itu saja dan tidak memperhatikannya. Kita sebagai manusia hendaknya dapat membedakan mana sebaiknya yang mesti kita lakukan dan mana yang tidak patut untuk dilakukan. Agar Tuhan tidak murka, maka kita harus menjaga ciptaanNya dengan baik. Alam ini merupakan ciptaan Tuhan yang patut untuk dijaga kelestariannya.

2.4. Tujuan Tri Hita Karana
Desa Pakraman yang merupakan komunitas Hindu-Bali dibangun dengan kepercayaan Tri Murti di mana Ida Sanghyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Brahma, Wisnu, dan Siwa. Pura Desa tempat istana Dewa Brahma, Pura Puseh tempat istana Dewa Wisnu dan Pura Dalem tempat istana Siwa.
Atas dasar itu dikembangkan pula konsep Tri Hita Karana yang mengambil peranan manusia sebagai sentral atau penentu terwujudnya kebaikan dan kesejahteraan.
Tri Hita Karana bermakna sebagai tiga hal yang mewujudkan kebaikan dan kesejahteraan yakni Parhyangan, yaitu hubungan yang harmonis dan seimbang antara manusia dengan Tuhan, Pawongan, yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia, dan Palemahan, yaitu hubungan yang harmonis dan seimbang antara manusia dengan alam.
Kaitan Tri Hita Karana dengan falsafah Tri Murti, Tri Kahyangan, dan Tri Kaya Parisudha, adalah untuk mencapai tujuan hidup yang sejahtera lahir dan bathin (mokshartam jagaditaya ca iti dharmah), manusia hendaknya mampu melaksanakan Tri Kaya Parisudha: pikiran yang baik, perkataan yang baik dan benar, dan perbuatan yang baik untuk dapat terwujud kesehatan jasmani dan rohani.
Bali yang sejak abad ke-11 ditata dengan konsep-konsep Mpu Kuturan seperti itu berhasil mencapai zaman keemasan yang memuncak pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong (1460 – 1550).
Sebagai rasa bhakti dan terima kasih atas jasa-jasa Mpu Kuturan yang telah menata kehidupan rakyat Bali, maka di setiap Pura dan Sanggah Pamerajan dibangunlah pelinggih Manjangan Saluwang sebagai stana dan pemujaan pada Mpu Kuturan. Upaya manusia untuk menjaga kelestarian alam (palemahan) tidak mungkin dapat terwujud dengan baik bila ia melupakan bhakti kepada Tuhan (parhyangan), dan tidak menebarkan cinta kasih kepada sesama umat manusia (pawongan).
Oleh karena umat manusia sedunia heterogen dalam artian memeluk berbagai agama dan kepercayaan, maka konsep Tri Hita Karana dapat saja disesuaikan dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Kitab suci dari berbagai agama mungkin saja telah menyebutkan hal itu, atau mungkin lebih tegas lagi bahwa: Bila manusia merusak alam atau lingkungan, maka alampun akan menghancurkan manusia. Ini adalah hubungan sebab akibat yang sangat logis, dengan mencari berbagai contoh bencana-bencana alam yang disebabkan karena ulah manusia.
Perubahan iklim dunia (World climate change) bersumber pada perusakan alam oleh teknologi modern manusia. Alam yang dimaksud, adalah alam semesta meliputi daratan, lautan, angkasa, dan atmosfir. Perusakan daratan terjadi karena pertambahan penduduk dunia yang mengakibatkan berkurangnya daerah hijauan hutan dan tanaman.
Intinya tujuan dari Tri Hita Karana itu adalah untuk menjaga segala unsur-unsur yang ada di alam ini baik itu unsur biotik maupun abiotik. Selain itu Tri Hita Karana juga digunakan untuk menjaga keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya.

2.5. Cara Menjaga Kelestarian Alam
Alam memiliki kemampuan untuk memberikan kehidupan bagi penduduk dunia. Kemampuan (potensi) yang ada pada alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia alam atau natural resources bumi dengan segala isinya yang terkandung di dalmanya disebut pula dengan alam dunia. Bila kita perhatikan alam dunia dapat dikelompokkan atas 5 bagian yang berupa:

a) Atmosfer, lapisan udara yang mengelilingi bumi.
b) Hidrosfer, lapisan air yang ada di bumi berupa laut, danau, sungai, rawa, air tanah, es, dan air di atmosfer.
c) Litosfer, lapisan batuan yang menyusun kulit bumi termasuk di dalam tanah.
d) Biosfer, kehidupan di bumi yang terdiri dari tumbuhan dan binatang.
e) Antroposfer, yaitu manusia (penduduk bumi).
Semua itu merupakan sumber kehidupan bagi manusia kesemuanya memiliki potensi yang saling berkait dalam mendukung kehidupan penduduk dunia yang terus bertambah, potensi alam dunia yang tersedia jumlahnya amat banyak dan beraneka ragam. Mineral, energi, tumbuhan binatang, udara, iklim, air, bentang alam berupa dataran, pegunungan , bahkan gurunpun memiliki potensi untuk mendukung kehidupan penduduk dunia asalkan manusia mampu memanfaatkannya dengan baik.
Usaha yang dapat dilakukan manusia untuk menjaga kesehatan manusia dan menjaga kelestarian alam adalah:
1). Pengolahan air limbah dan penertiban pembuangan sampah
Setiap pabrik harus mengolah air limbahnya sebelum dibuang karena limbah pabrik biasanya mengandung zat-zat kimia.
Kebiasaan masayarakat membuang sampah disaluran air, sungai, atau selokan adalah kebiasaan yang harus dirubah. Hal itu perlu dicegah sedini mungkin untuk menghindari terjadinya pencemaran air.
2). Program kali bersih (prokasih)
Program kali bersih mempunyai tujuan utama untuk menurunkan atau mengurangi beban pencemaran perairan sungai, khususnya limbah industri yang banyak mengandung zat-zat kimia beracun.
3). Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pengelolaan DAS menekankan usaha konservasi pertanian lahan kering, peningkatan pendapatan masyarakat melalui peningkatan lahan kering, peningkatan diluar sector pertanian, perlindungan daerah nonbudi daya, pengembangan irigasi, dan pengendalian bahaya banjir.
4). Pengelolaan lautan dan daerah pesisir.
Usaha mengelola lautan dan daerah peisir hendaknya memperhatikan kebijaksanaan sebagai berikut.
Itulah usaha – usaha yang sudah dan harus dilakukan oleh manusia untuk menjaga kelestarian dan kesehatan potensi alam dunia.












BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Tri Hita Karana adalah Tiga hubungan yang menyebabkan terjadinya kebahagiaan. Unsur-unsur dari Tri Hita Karana yaitu antara lain:
1). Parhyangan, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan.
2). Pawongan, yaitu hubungan antara manusia dengan manusia.
3). Palemahan, yaitu hubungan antara manusia dengan alam.
Tujuan adanya Tri Hita Karana yaitu agar terciptanya kehiduan yang aman, nyaman dan sejahtera antara manusia dengan buana agung maupun buana alit. Dengan demikian manusia harus senantiasa menjaga keselarasan hubungannya dengan Tuhan, sesame manusia serta lingkungan tempat hidupnya.
3.2 Saran-saran
Dengan adanya makalah ini, disarankan kepada pembaca agar bersedia untuk membaca makalah ini. Dalam rangka menambah wawasan pengetahuan kita utamanya tentang keagamaan. Dan pada khususnya pengetahuan mengenai Tri Hita Karana. Untuk itu disarankan agar bersedia memberikan kritik maupun sarannya demi kelengkapan makalah ini.





Daftar Pustaka
Karmini,Ni Wayan,dkk.200.Agama Hindu.Jakarta:Ganeca Exact.
Sujana,S.Pd, I Wayan Inporman : 09 Maret 2011

TRI HITA KARANA

TRI HITA KARANA





Oleh :
NYOMAN WIRAJANA DHARMA ANTARA
010110A90

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SETIKS NGUDI WALUYO
UNGGARAN
2010



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekeliling, dan hubungan dengan ke Tuhanan yang saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan mengekang dari pada segala tindakan berekses buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan perlu terjalin secara harmonis, bilamana keharmonisan tersebut di rusak oleh tangan-tangan jahil, bukan mustahil alam akan murka dan memusuhinya. Jangan salahkan bilamana terjadi musibah, kalau ulah manusia suka merusak alam lingkungan. Tidak disadari bahwa alam lingkungan telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya guna kesejahteraan hidupnya.
Hakikat mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan nya, manusia dengan alam lingkungannya, dan manusia dengan sesamanya. Dengan menerapkan falsafah tersebut diharapkan dapat menggantikan pandangan hidup modern yang lebih mengedepankan individualisme dan materialisme. Membudayakan Tri Hita Karana akan dapat memupus pandangan yang mendorong konsumerisme, pertikaian dan gejolak.
Selain itu, Masyarakat Bali mengajarkan masyarakatnya dan memegang teguh konsep Tri Hita Karana (konsep ajaran dalam agama hindu), dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tri berarti tiga dan hita karana berarti penyebab kebahagiaan untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan. Tri Hita Karana terdiri dari: Perahyangan yaitu hubungan yang seimbang antara manusia dengan Tuhan yang Maha Esa, Pawongan artinya hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia lainnya, dan Palemahan artinya hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya sebagai bahan eksplorasi berkarya fotografi seni.
Banyak seniman-seniman Bali yang menggunakan tema berdasarkan Tri Hita Karana,hal ini disebabkan karena Tri Hita Karana secara visual merupakan sebuah konsep yang sangat menumental dan bersifat adiluhung. Pancaran nilai estetik yang sangat tinggi memberikan daya tarik yang sangat kuat bagi para seniman Bali untuk mengangkatnya sebagai sumber inspirasi dalam proses penciptaannya. Pencipta sangat tertarik mengangkat Tri Hita Karana di Bali sebagai sumber ide penciptaan karya seni karena upacara-upacaranya sangat unik dan ertistik dengan penuh variasi yang ditemukan dalam setiap upacara-upacara yang ada di Bali.
Originalitas dalam penciptaan karya ini adalah tidak meniru sebuah karya yang telah ada, tetapi menciptakan sebuah karya fotografi seni dengan sumber ide dari aktifitas upacara masyarakat desa Tenganan Pegringsingan yang berlandaskan Tri Hita Karana.
Dengan demikian betapa perlunya kita untuk mengamalkan Tri Hita Karana. Untuk menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan,manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkunan.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari latar belakang tersebut adalah:
1. Apa pengertian Tri Hita Karana?
2. Apa saja bagian-bagian dari Tri Hita Karana beserta penjelasannya?
3. Contoh penerapan Tri Hita Karana di kehidupan sehari-hari!
4. Apa tujuan Tri Hita Karana?
5. Bagaimana cara kita bertanggung jawab terhadap lingkungan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Kita data mengetahui pengertian dari Tri Hita Karana.
2. Kita mengetahui bagian-bagian dari Tri Hita Karana.
3. Mengetahui peneraan Tri Hita Karana di kehidupan sehari-hari.
4. Mengetahui tujuan Tri Hita Karana.
5. Mengetahui cara untuk menjaga alam dan lingkungan.















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tri Hita Karana
Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 Nopember 1966, pada waktu diselenggarakan Konferensi Daerah l Badan Perjuangan Umat Hindu Bali bertempat di Perguruan Dwijendra Denpasar. Konferensi tersebut diadakan berlandaskan kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Kemudian istilah Tri Hita Karana ini berkembang, meluas, dan memasyarakat.
Tri Hita Karana bersifat universal merupakan landasan hidup menuju kebahagiaan lahir dan batin. Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Tri Hita Karana ,berasal dari bahasa sansekerta. Pengertian Tri Hita Karana adalah tiga hal pokok yang menyebabkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Konsep ini muncul berkaitan erat dengan keberadaan hidup bermasyarakat di Bali. Berawal dari pola hidup ini muncul dan berkaitan dengan terwujudnya suatu desa adat di Bali. Bukan saja berakibat terwujudnya persekutuan teritorial dan persekutuan hidup atas kepentingan bersama dalam bermasyaraakat, juga merupakan persekutuan dalam kesamaan kepercayaan untuk memuja Tuhan atau Sang Hyang Widhi. Dengan demikian suatu ciri khas desa adat di Bali minimal mempunyai tiga unsur pokok,yakni : Wilayah, Masyarakat dan Tempat Suci untuk memuja Tuhan/Sang Hyang Widhi. Perpaduan tiga unsur itu secara harmonis sebagai landasan untuk terciptanya rasa hidup yang nyaman, tenteram, dan damai secara lahiriah maupun bathiniah.

2.2 Bagian-bagian Tri Hita Karana
2.2.1. Parhyangan
Parhyangan adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa).
2.2.2. Pawongan
Pawongan adalah manusia dengan manusia. Manusia yang bersifat individu maupun social sehingga memerlukan hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
2.2.3. Palemahan
Palemahan dalam arti yang luas,sebagai tempat manusia itu tinggal dan berkembang sesuai dengan kodratnya termasuk sarwa prani.
Dengan terjadinya hubunga yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam, maka sebagai penyebab terjadinya atau tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.
Dari uraian konsep Tri Hita Karana dapat disimak dua pengertian yang saling berkaitan yaitu:
a. Pengertian Buana Agung
Buana Agung berarti alam yang besar, jagat raya dan sering juga disebut makrokosmos. Semua gugusan matahari, bintang, planet ,bumi, bulan yang menjadi isi alam semesta ini disebut Buana Agung.
Tuhan adalah jiwa dari jagat raya ini sehingga Tuhan sering diberikan gelar Seru Sekalian Alam. Akibat Tuhan memberikan jiwa pada ciptaannya maka Tuhan juga yang mengatur gerak atau peredaran alam semesta ini.
b. Buana Alit
Buana alit artinya dunia kecil atau sering juga disebut mikrokosmos. Sebagai contoh makhluk hidup yang disebut mikrokosmos adalah manusia.

2.3 Penerapan Tri Hita Karana
Ketimpangan hubungan Tri Hita Karana dapat menimbulkan becana yang membahayakan kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai disamping memberikan dampak kekuatan hidup, juga memberikan dampak merugikan. Oleh karena alam tempat hidup manusia dan sarwa prani diperas habis-habisan untuk kepentingan kenikmatan kehidupan manusia. Keseimbangan yang diciptakan oleh Tri Hita Karana didukung oleh ergonomi karena ergonomi merupakan ilmu, seni dan teknologi yang berupaya menyerasikan alat, cara dan lingkugan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat bekerja secara optimal.
Dari pandangan ergonomi bahwa lingkungan atau kondisi harus seimbang, hutan lindung harus lestari agar lingkungan kerja tidak terlalu panas, bising, lembab, cuaca buruk dan lain sebagainya.


2.3.1 Parhyangan


Penerapan dari prahyangan dapat ditujukan dengan upaya – upaya pelaksanaan Dewa Yadnya. Karena Prahyangan itu merupakan hubungan antara manusia dengan Tuhan, maka penerapannya dapat dilaksanakan dengan Dewa Yadnya. Misalnya dengan membersihkan pura-pura, rajin sembahyang dan juga dengan melaksanakan ajaran-ajaran agama dan menjauhi larangan-larangan Tuhan. Penerapan parhyangan di tingkat daerah adalah berupa Kahyangan Jagat. Sesuai arti harafiahnya, Pura Kahyangan Jagat adalah pura yang universal. Seluruh umat ciptaan Tuhan sejagat boleh bersembahyang ke sana. Pura Kahyangan Jagat tersebar di seluruh dunia. Di Bali karena berkaitan dengan sejarah yang berusia panjang, pura Kahyangan Jagat digolong-golongkan dengan beberapa kerangka (konsepsi). Misalnya kerangka Rwa Bineda, kerangka Catur Loka Pala dan sebagainya.
Pura Kahyangan Rwa Bineda seperti :
 Purusa ( lambang laki- laki ) seperti pura Besakih (terdapat di karangasem, Bali)
 Pradana (lambang perempuan) seperti Pura Ulundanau Batur (terdapat di bangli, Bali)

Umumnya, yang kita sebut dengan jagat, sesuai dengan pengertian leluhur kita adalah Bali. Padahal kini kebanyakan dari kita berpandangan jagat adalah dunia, bahkan ada yang langsung berasumsi bahwa jagat adalah kawasan semesta, lengkap dengan seluruh konstelasi bintang, nebula, komet sampai lubang hitam.
Sedangkan di tingkat desa berupa Kahyangan Tiga. Secara etimologi kata Kahyangan Tiga terdiri dari dua kata yaitu kahyangan dan tiga. Kahyangan berasal dari kata hyang yang berarti suci mendapat awalan ka dan akhiran an, an menunjukkan tempat dan tiga artinya tiga. Arti selengkapnya adalah tiga buah tempat suci, yaitu Pura Desa atau disebut pula Pura Bale Agung, Pura Puseh dan yang ketiga adalah Pura Dalem.
Desa adat sebagai lembaga sosial tradisional adalah pengelompokan sosial berdasarkan kesatuan teritorial ditandai mereka bertempat tinggal dalam wilayah yang sama, mempunyai tugas dalam kegiatan gotong royong dan melaksanakan tugas pasukadukaan. Pengelompokan yang lain berdasarkan genealogis seperti apa yang disebut tunggal kawitan, tunggal sanggah, pengelompokan sosial yang disebut sisya yang didasarkan atas siapa yang dijadikan pimpinan di dalam suatu upacara keagamaan. Lembaga sosial tradisional yang lain adalah subak (kesatuan petani yang sawahnya menerima air dari satu sumber irigasi yang sama), dan sekaha (kesatuan sukarela). Keseluruhan lembaga tradisional tadi sangat fungsional bagi upaya pelestarian dan penyelarasan kebudayaan Bali yang dibangun atas dasar landasan konsepsi Tri Hita Karana (tiga penyebab kesejahteraan hidup) yaitu parhyangan (tempat pemujaan), pawongan (manusia), dan pelemahan( wilayah).
Kahyangan Tiga merupakan salah satu unsur dari Tri Hita Karana yaitu unsur parhyangan dari setiap desa adat di Bali. Pada Kahyangan Tiga masyarakat desa memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk desa dan masyarakatnya. Unsur yang ke dua dan tiga dari Tri Hita Karana disebut dengan pelemahan dan pawongan. Dengan demikian maka di dalam mewujudkan rasa aman, tentram, sejahtera lahir batin dalam kehidupan desa adat berlandaskan tiga hubungan harmonis yaitu hubungan manusia dengan alam atau hubungan krama desa dengan wilayah desa adat, hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya dalam desa adat dan hubungan krama desa dengan Hyang Widi sebagai pelindung. Inilah yang dinamakan Trihita Karana dalam desa adat di Bali.
Dengan tercakupnya unsur ketuhanan dalam kehidupan desa adat di Bali, maka desa adat di Bali mencakup pula pengertian sosio-religius. Maka dari itu perpaduan antara adat dengan agama Hindu di Bali adalah erat sekali sehingga sulit memisahkan secara tegas unsur-unsur adat dengan unsur agama, karena adat-istiadat di Bali dijiwai oleh agama Hindu dan aktivitas agama Hindu didukung oleh adat istiadat di masyarakat.
2.3.2. Pawongan

Contoh penerapan pawongan adalah terjaga dan terjalinnya hubunan yang baik antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Hal ini dapat muncul dengan adanya sikap tenggang rasa saling memiliki antara umat beragama, saling menghargai dan saling tolong- menolong dengan setiap orang. Jika hal tersebut telah dilaksanakan maka akan terciptalah hubungan yang harmonis dan selaras antara masyarakat baik itu yang sama agamanya maupun yang berbeda agama. Dengan saling menjaga hubungan yang baik antar manusia maka manusia tersebut akan dapat menciptakan suasana kehidupan yang aman, nyaman damai dan tentram. Sehingga tujuan hidup manusia dapat terpenuhi dengan baik.
2.3.3. Palemahan


Palemahan merupakan hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Seperti yang kita ketahui sekarang ini telah banyak terjadi bencana alam. Hal ini sebenarnya disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Kita hendaknya tetap menjaga kelestarian alam agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti bencana alam yang terjadi kebanyakan ini. Kita harus menjaga kebersihan alam kita tidak boleh hanya menguras isi alam itu saja dan tidak memperhatikannya. Kita sebagai manusia hendaknya dapat membedakan mana sebaiknya yang mesti kita lakukan dan mana yang tidak patut untuk dilakukan. Agar Tuhan tidak murka, maka kita harus menjaga ciptaanNya dengan baik. Alam ini merupakan ciptaan Tuhan yang patut untuk dijaga kelestariannya.

2.4. Tujuan Tri Hita Karana
Desa Pakraman yang merupakan komunitas Hindu-Bali dibangun dengan kepercayaan Tri Murti di mana Ida Sanghyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Brahma, Wisnu, dan Siwa. Pura Desa tempat istana Dewa Brahma, Pura Puseh tempat istana Dewa Wisnu dan Pura Dalem tempat istana Siwa.
Atas dasar itu dikembangkan pula konsep Tri Hita Karana yang mengambil peranan manusia sebagai sentral atau penentu terwujudnya kebaikan dan kesejahteraan.
Tri Hita Karana bermakna sebagai tiga hal yang mewujudkan kebaikan dan kesejahteraan yakni Parhyangan, yaitu hubungan yang harmonis dan seimbang antara manusia dengan Tuhan, Pawongan, yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia, dan Palemahan, yaitu hubungan yang harmonis dan seimbang antara manusia dengan alam.
Kaitan Tri Hita Karana dengan falsafah Tri Murti, Tri Kahyangan, dan Tri Kaya Parisudha, adalah untuk mencapai tujuan hidup yang sejahtera lahir dan bathin (mokshartam jagaditaya ca iti dharmah), manusia hendaknya mampu melaksanakan Tri Kaya Parisudha: pikiran yang baik, perkataan yang baik dan benar, dan perbuatan yang baik untuk dapat terwujud kesehatan jasmani dan rohani.
Bali yang sejak abad ke-11 ditata dengan konsep-konsep Mpu Kuturan seperti itu berhasil mencapai zaman keemasan yang memuncak pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong (1460 – 1550).
Sebagai rasa bhakti dan terima kasih atas jasa-jasa Mpu Kuturan yang telah menata kehidupan rakyat Bali, maka di setiap Pura dan Sanggah Pamerajan dibangunlah pelinggih Manjangan Saluwang sebagai stana dan pemujaan pada Mpu Kuturan. Upaya manusia untuk menjaga kelestarian alam (palemahan) tidak mungkin dapat terwujud dengan baik bila ia melupakan bhakti kepada Tuhan (parhyangan), dan tidak menebarkan cinta kasih kepada sesama umat manusia (pawongan).
Oleh karena umat manusia sedunia heterogen dalam artian memeluk berbagai agama dan kepercayaan, maka konsep Tri Hita Karana dapat saja disesuaikan dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Kitab suci dari berbagai agama mungkin saja telah menyebutkan hal itu, atau mungkin lebih tegas lagi bahwa: Bila manusia merusak alam atau lingkungan, maka alampun akan menghancurkan manusia. Ini adalah hubungan sebab akibat yang sangat logis, dengan mencari berbagai contoh bencana-bencana alam yang disebabkan karena ulah manusia.
Perubahan iklim dunia (World climate change) bersumber pada perusakan alam oleh teknologi modern manusia. Alam yang dimaksud, adalah alam semesta meliputi daratan, lautan, angkasa, dan atmosfir. Perusakan daratan terjadi karena pertambahan penduduk dunia yang mengakibatkan berkurangnya daerah hijauan hutan dan tanaman.
Intinya tujuan dari Tri Hita Karana itu adalah untuk menjaga segala unsur-unsur yang ada di alam ini baik itu unsur biotik maupun abiotik. Selain itu Tri Hita Karana juga digunakan untuk menjaga keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya.

2.5. Cara Menjaga Kelestarian Alam
Alam memiliki kemampuan untuk memberikan kehidupan bagi penduduk dunia. Kemampuan (potensi) yang ada pada alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia alam atau natural resources bumi dengan segala isinya yang terkandung di dalmanya disebut pula dengan alam dunia. Bila kita perhatikan alam dunia dapat dikelompokkan atas 5 bagian yang berupa:

a) Atmosfer, lapisan udara yang mengelilingi bumi.
b) Hidrosfer, lapisan air yang ada di bumi berupa laut, danau, sungai, rawa, air tanah, es, dan air di atmosfer.
c) Litosfer, lapisan batuan yang menyusun kulit bumi termasuk di dalam tanah.
d) Biosfer, kehidupan di bumi yang terdiri dari tumbuhan dan binatang.
e) Antroposfer, yaitu manusia (penduduk bumi).
Semua itu merupakan sumber kehidupan bagi manusia kesemuanya memiliki potensi yang saling berkait dalam mendukung kehidupan penduduk dunia yang terus bertambah, potensi alam dunia yang tersedia jumlahnya amat banyak dan beraneka ragam. Mineral, energi, tumbuhan binatang, udara, iklim, air, bentang alam berupa dataran, pegunungan , bahkan gurunpun memiliki potensi untuk mendukung kehidupan penduduk dunia asalkan manusia mampu memanfaatkannya dengan baik.
Usaha yang dapat dilakukan manusia untuk menjaga kesehatan manusia dan menjaga kelestarian alam adalah:
1). Pengolahan air limbah dan penertiban pembuangan sampah
Setiap pabrik harus mengolah air limbahnya sebelum dibuang karena limbah pabrik biasanya mengandung zat-zat kimia.
Kebiasaan masayarakat membuang sampah disaluran air, sungai, atau selokan adalah kebiasaan yang harus dirubah. Hal itu perlu dicegah sedini mungkin untuk menghindari terjadinya pencemaran air.
2). Program kali bersih (prokasih)
Program kali bersih mempunyai tujuan utama untuk menurunkan atau mengurangi beban pencemaran perairan sungai, khususnya limbah industri yang banyak mengandung zat-zat kimia beracun.
3). Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Pengelolaan DAS menekankan usaha konservasi pertanian lahan kering, peningkatan pendapatan masyarakat melalui peningkatan lahan kering, peningkatan diluar sector pertanian, perlindungan daerah nonbudi daya, pengembangan irigasi, dan pengendalian bahaya banjir.
4). Pengelolaan lautan dan daerah pesisir.
Usaha mengelola lautan dan daerah peisir hendaknya memperhatikan kebijaksanaan sebagai berikut.
Itulah usaha – usaha yang sudah dan harus dilakukan oleh manusia untuk menjaga kelestarian dan kesehatan potensi alam dunia.












BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tri Hita Karana adalah Tiga hubungan yang menyebabkan terjadinya kebahagiaan. Unsur-unsur dari Tri Hita Karana yaitu antara lain:
1). Parhyangan, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan.
2). Pawongan, yaitu hubungan antara manusia dengan manusia.
3). Palemahan, yaitu hubungan antara manusia dengan alam.
Tujuan adanya Tri Hita Karana yaitu agar terciptanya kehiduan yang aman, nyaman dan sejahtera antara manusia dengan buana agung maupun buana alit. Dengan demikian manusia harus senantiasa menjaga keselarasan hubungannya dengan Tuhan, sesame manusia serta lingkungan tempat hidupnya.
3.2 Saran-saran
Dengan adanya makalah ini, disarankan kepada pembaca agar bersedia untuk membaca makalah ini. Dalam rangka menambah wawasan pengetahuan kita utamanya tentang keagamaan. Dan pada khususnya pengetahuan mengenai Tri Hita Karana. Untuk itu disarankan agar bersedia memberikan kritik maupun sarannya demi kelengkapan makalah ini.





Daftar Pustaka
Karmini,Ni Wayan,dkk.200.Agama Hindu.Jakarta:Ganeca Exact.
Sujana,S.Pd, I Wayan Inporman : 09 Maret 2011